Kamis, 01 April 2010

Kode NsP ArMaDa niCh....

KODE RBT ARMADA :

BUKAN DEWA
xl : 10301807
Indosat : 0609132
Telkomsel : 2010560

GAGAL BERCINTA
xl : 10301808
Indosat : 0609133

GENTAYANGAN
xl : 10301809
Indosat : 0609130

HILANG
xl : 10301810
Indosat : 0609131
Telkomsel : 2010563

INIKAH NIKMAT BERCINTA (INB)
xl : 10301811
Indosat : 0609129

JAWAB
xl : 10301812
Indosat : 0609127
Telkomsel : 2010561

KAU PIKIR AKU APA
xl : 10301813
Indosat : 0609128

PILUPHOBIA
xl : 10301814
Indosat : 0609125

RINTANG
xl : 10301815
Indosat : 0609126

TANYA AIR MATA
xl : 10301816
Indosat : 0609124

APA YANG KAU CARI
xl : 10301806
Indosat : 0609135
Telkomsel : 2010562

AMPUNI AKU
xl : 10301805
Indosat : 0609134
Telkomsel : 2010564

Fans Club Armada

Siapa yang gak tahu dengan band indonesia yang satu ini, armada band yang dulunya bernama kertas band. Bagi yang ingin berencana gabung di Armada Band Fans Club salah satu syaratnya kamu minimal kamu harus sedikit mengetahui profil mereka OK


Armada band adalah nama baru di belantara musik Indonesia. Tetapi para anggotanya telah lama bergelut di dunia permusikan Indonesia. Terlahir di Palembang pada awal bulan Oktober 2007, band yang sebelumnya bernama Kertas ini telah meluncurkan album di tahun 2008 lalu berjudul “Balas Dendam” dengan hits single “Gagal Bercinta”.

Lagu tersebut cukup mendapatkan tempat di hati para pecinta musik Indonesia,terbukti berhasil menduduki posisi bergengsi di banyak radio di seluruh Indonesia,dengan periode yang cukup lama.hal ini di karenakan karakter band ARMADA yang begitu kuat dan menyuguhkan aliran music yang Berbeda.

Untuk Aliran music, armada band mengusung Melancholic Pop. Aliran ini di bangun oleh karakter suara sang vokalis dan aransemen music yang begitu terasa melancholic dengan sentuhan musik yang banyak di pengaruhi oleh band – band legendaris dunia seperti The Beatles ,Queen,The Police dan band legendaris dunia lainnya.

Band ini gawangi oleh (drum) Andith , (vocal) Rizal, (bass) Endra, (gitar) Mai dan Radha (gitar). Tahun 2009, Armada band merilis album kedua ‘Hal Terbesar’ dengan single andalan Buka Hatimu yang merupakan lagu favorit saya Lho dan bagaimana dengan teman-teman ?

OK semoga bisa memberikan tambahan pengetahuan bagi yang membutuhkan info tentang armada band yang saat ini sedang naik daun di Indonesia. Goodluck

Ganti Nama Armada dari Kertas Band Membawa Berkah

Kapanlagi.com - "Apalah arti sebuah nama," merupakan kalimat populer yang pertama kali diungkapkan oleh Shakespeare. Banyak yang setuju, namun ada pula yang menganggap nama adalah sebuah arti penting bagi hidup mereka. Mungkin yang kedua itu yang cocok dengan Armada Band. Pasalnya, setelah mengganti nama band mereka, berkah pun berdatangan.


Sebelum memilih Armada sebagai nama band mereka, Rizal, Andit, Rada, Mae, dan Hendra menggunakan nama Kertas Band. Di bawah nama Kertas Band ini, mereka sudah meluncurkan dua album, tapi tak terlalu sukses. Namun, setelah mengganti nama jadi Armada Band, kesuksesan rupanya menghampiri.


"Perkembangan album kita cukup pesat banget kalau dibandingin dengan dua album kemarin. Kalau album bersama Armada kita baru satu album, tapi saat masih bernama Kertas kita pernah punya dua album," terang Rizal, vokalis Armada, saat ditemui di Studio 4 RCTI, Jumat (12/02) dini hari kemarin.


Tak tanggung-tanggung, RBT dari single mereka, Buka Hatimu, memang sudah mencapai angka 3 juta download. Dan mereka percaya, perjuangan saat berganti nama itu sudah terbayar.


"Sekarang sudah bisa lepas dari nama Kertas. Tapi fans kadang minta lagu Kertas yang kemarin. Itu bagian dari sejarah. Ini bukan pergantian personel, hanya ganti nama saja," pungkas Rizal.

Tugas 2 : Cerita Marga Way Lima

Mengenal Marga Way Lima

Marga Way Lima adalah Marga Lampung Pesisir yang menempati lima way (sungai) yaitu Way Mincang, Way Kuripan, Way Tuba, Way Awi dan Way Padang Ratu yang kemudian menyatu di sungai induk yaitu Way Sekampung.

Way Mincang mengalir di Kecamatan Pardasuka, Way Kuripan dan Way Tuba mengalir di Kecamatan Kedondong, Way Awi mengalir di Kecamatan Way Lima, dan Way Padang Ratu mengalir di perbatasan Kecamatan Way Lima dengan Kecamatan Gedong Tataan. Jadi Marga Way Lima menempati 4 kecamatan yaitu Pardasuka, Kedondong, Way Lima dan Sebagian Gedong Tataan.

Asal kata “Way Lima” mungkin juga berasal dari kata “Buay Lima”. Kata “Buay” bermakna keturunan dan kata “Lima” bermakna Lima Marga dari Cukuh Balak (Bandakh Lima) yaitu Marga Putih, Marga Badak, Marga Limau, Marga Pertiwi dan Marga Kelumbaian. Hal ini didasarkan bahwa di Marga Way Lima dikenal juga istilah Seputih, Sebadak, Selimau, Sepertiwi, Sekelumbaian sebagai asal marga mereka.

Jika hal ini benar, bahwa kata Way Lima berasal dari kata “Buay Lima” yang berarti keturunan lima marga di Cukuh Balak, maka keturunan Marga Limau di Talang Padang dapat juga di masukan pada Marga Way Lima karena juga masih keturunan salah satu marga dari Cukuh Balak. Tapi istilah “Way Lima” tidak dikenal di Talang Padang karena mereka masuk dalam Marga Gunung Alip.

b. Sebab Perpindahan dari Cukuh Balak

Perpindahan sebagian penduduk dari Lima Marga di Cukuh Balak ke daerah pedalaman membentuk kesatuan adat Marga Way Lima. Adapun sebab-sebab perpindahan tersebut yaitu :

1. Tanah yang sempit untuk lahan pertanian karena dikelilingi daerah yang berbukit-bukit, sehingga sebagian besar penduduknya melakukan perpindahan ke daerah yang lebih baik untuk kelangsungan hidup anak keturunannya. Seperti perpindahan sebagian besar penduduk Marga Badak sekitar tahun 1700-an ke daerah Way Awi (Kota Dalom, Gedung Dalom, Tanjung Agung, Tanjung Khaja, dan Pekon Doh) kecamatan Way Lima.

2. Terjadi letusan Gunung Krakatau tahun 1883 yang menyebabkan tsunami dan abu tebal yang menyelimuti daerah permukiman dan pertanian. Sehingga banyak penduduk yang pindah kepedalaman membuka pemukiman baru. Marga Putih ke daerah Kedondong, Marga Limau ke daerah Talang Padang, serta Marga Badak - Marga Pertiwi - Marga Kelumbayan menyebar keberbagai daerah seperti Pardasuka, Kedondong, Way Lima, Punduh Pidada, Padang Cermin dan lain-lain.

3. Adanya pembangunan jalan penghubung dari Teluk Betung ke Kota Agung yang melewati daerah Kemiling - Gedong Tataan – Way Lima – Kedondong – Pardasuka – Pringsewu – Talang Padang – Gisting (Lintas Barat) pada jaman kolonial Belanda Tahun 1900-an membuat sebagian penduduk dari daerah Cukuh Balak pindah ke daerah-daerah yang dilalui jalan tersebut. Perpindahan ini masih berlangsung sampai jaman kemerdekaan Indonesia.

Tugas 1. Falsafah dan Pedoman Masyarakat Lampung

Tandani Ulun Lampung Wat Piil-Pusanggiri Mulia Hina Sehitung Wat Liom Khega Diri Juluq-Adoq Kham Pegung, Nemui-Nyimah Muari Nengah-Nyampokh Mak Ngungkung, Sakai-Sambayan Gawi.
Falsafah Hidup Ulun Lampung tersebut diilustrasikan dengan lima bunga penghias Sigokh pada lambang Propinsi Lampung. Menurut kitab Kuntara Khaja Niti, Ulun Lampung haruslah memiliki Lima Falsafah Hidup:
1. Piil-Pusanggikhi (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri),
2. Juluq-Adoq (mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang disandangnya),
3. Nemui-Nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi, selalu mempererat persaudaraan serta ramah menerima tamu),
4. Nengah-Nyampokh (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak individualistis),
5. Sakai-Sambayan (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya).
Tujuh Pedoman Hidup Ulun Lampung:
1. Berani menghadapi tantangan: mak nyekhai ki mak kakhai, mak nyedokh ki mak badokh.
2. Teguh pendirian: khatong banjikh mak kisikh, khatong bakhak mak kikhak.
3. Tekun dalam meraih cita-cita: asal mak lesa tilah ya pegai, asal mak jekha tilah ya kelai.
4. Memahami anggota masyarakat yang kehendaknya tidak sama: pak huma pak sapu, pak jelma pak semapu, sepuluh pandai sebelas ngulih-ulih, sepuluh tawai sebelas milih-pilih.
5. Hasil yang kita peroleh tergantung usaha yang kita lakukan: wat andah wat padah, khepa ulah khiya ulih.
6. Mengutamakan persatuan dan kekompakan: dang langkang dang nyapang, makhi pekon mak khanggang, dang pungah dang lucah, makhi pekon mak belah.
7. Arif dan bijaksana dalam memecahkan masalah: wayni dang khubok, iwani dapok.